Jurus-jurus Indah Pertengkaran

Bagi penggemar komik Asmaraman S. Koopingho tentu mengenal sepak terjang Pendekar Super Sakti dalam sebuah episode komik karyanya. Seorang pendekar sakti yang memiliki kecepatan dan ketangkasan pilih tanding. Bergerak bagai siluman, melumpuhkan dan menaklukkan musuh sehebat apapun dengan mudah. Ternyata kelebihan yang dimiliki oleh pendekar tersebut bukan semata terletak pada kecepatannya. Namun, ketepatan dan kecermatan dalam memperhitungkan setiap langkah-langkahnya.

Berbeda dengan jurus-jurus kanuragan para pendekar imajiner ala Koopingho, jurus yang ini digunakan bukan untuk menaklukkan musuh tapi hati. Ya, hati orang yang kita sayangi. Oleh karenanya, kita mesti cermat dalam memperhitungkan setiap langkahnya. Jangan sampai salah, karena kalau salah bisa berakibat membahayakan diri sendiri.

Nah, jurus-jurus yang akan saya ungkapkan ini adalah jurus-jurus indah pertengkaran. Sudah maklum adanya sebuah pertengkaran kadang diikuti dengan kecamuk pertempuran yang membuat seisi rumah berterbangan bahkan sampai cakar-cakaran. Sebagai seorang muslim yang menjunjung tinggi syariat-Nya tidaklah pantas bagi kita melakukan perbuatan warisan zaman jahiliyah tersebut. Untuk itu, izinkan saya sedikit bercerita di sini:

Ada seorang teman yang telah membina kehidupan rumah-tangganya selama puluhan tahun mengkisahkan tentang ‘rahasia menjaga keutuhan rumah-tangganya’. Ia menuturkan pernak-pernik kehidupan rumahtangganya yang tak sepi dari pertengkaran atau masalah lainnya. Tetapi dengan sikap saling pengertian yang terbina antara ia dan istri, semua persoalan itu lewat bagai angin lalu yang tidak memberikan dampak apapun bagi keutuhan rumahtangga mereka. Dan yang lebih penting lagi adalah masalah bagaimana mengatasi pertengkaran yang setiap saat siap meledak dan tak bisa terhindarkan. Saya pikir hal ini perlu kita simak bersama-sama, baik bagi Anda sebagai pengantin lawas atau penganten anyar.

Bertengkar adalah fenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan
berumah tangga, kalau ada orang yang mengatakan tidak pernah bertengkar dengan isterinya. Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. Yang jelas sepanjang yang kita ketahui bersama, pertengkaran kadang menjadi bumbu penyedap dalam rumah-tangga. Nikmati saja saat-saat pertengkaran itu, sebagaimana lebih menikmati lagi saat-saat gencatan senjata atau tidak sedang bertengkar.

Disadari atau tidak, bertengkar itu tak ubahnya sebuah diskusi, hanya saja muatan arus emosinya mencapai tegangan tinggi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan-pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa-basi tanpa emosi.

Idealnya, sebelum memutuskan untuk menikah mestinya dua sejoli yang akan mengikat janji suci itu harus teken kontrak terlebih dulu, misalnya untuk tidak saling menyakiti perasaan masing-masing, membiarkan emosi meledak-ledak tak terkendali, bertengkar yang serampangan, atau memprasastikan janji pada persoalan-persoalan krusial lainnya. Semua persoalan yang berkaitan dengan kehidupan rumahtangga harus dibicarakan secara mendalam. Sehingga kalau ada apa-apanya di kemudian hari masing-masing bisa saling menjaga diri. Tapi kalau sudah terlanjur slonong boy, bagaimana? Ya, mau apalagi nasi sudah menjadi bubur. Tinggal sekarang bagaimana caranya agar bubur tersebut menjadi enak untuk dinikmati. Mungkin bisa di tambahi gula, santan, atau tambahan bumbu-bumbu penyedap selera lainnya.

Yap, kembali ke laptop. Sekarang saatnya memperagakan jurus-jurus indah pertengkaran yang sudah saya koarkan tadi. Simpel saja jurusnya. Cukup anda mengamalkan 6 jurus andalan Si Pitung berikut ini:

1. Jurus Kuda-Kuda Besi

Kalau sekiranya Anda melihat bahwa konflik akan semakin hebat dan menggila. Anda harus segera memasang kuda-kuda besi agar tahan terhadap amukan badai laut selatan yang siap menghempaskan Anda. Bertahanlah dengan jurus ini sampai amukan badai itu mereda. Tak perlu Anda membalasnya dengan “Bayu Bajra”. Karena sehebat apapun amukan badai itu, ada saatnya ia akan merasa lelah dan berhenti.

Dalam keadaan badai yang mengamuk itu, Anda sebaiknya selalu merapalkan istighfar. Lalu pandangilah dalam-dalam wajah istri Anda. Perhatikanlah pada setiap kerutan dan lipatan kulitnya itu, sebenarnya ia tidak sedang marah melainkan tengah berolahraga mengencangkan kulitnya agar tampak selalu cantik di hadapan Anda.

Nikmatilah pemandangan ini sambil memainkan “Mind Power” Anda. Katakanlah dalam hati, “Kamu makin cantik aja kalau lagi marah, makin lama makin menggemaskan, membuat aku semakin lep aja sama kamu”.

Tetaplah dalam diam. Karena disinilah letak diam itu adalah emas. Dan dengan diam itupun sebenarnya kita tengah beramal shaleh, karena menjadi wadah bagi tumpahan perasaannya. Biarkan saja ia terus membadaikan amukannya. Kalau dengan itu akan membuat hatinya merasa lega, tidaklah masalah. Toh kalau sewaktu amuk Anda membadai ia pun sanggup bertahan dengan kuda-kuda besinya. Lalu apa alasan Anda untuk tidak bisa bertahan dari dahsyat amukannya?

Bayangkan saja, kalau badai dilawan dengan badai, apa yang akan terjadi? Tentu tak akan karuan bentuk rupa alam mayapada ini. Oleh karenanya, mesti disadari suami isteri kalau bertengkar jangan berbarengan. Satu-satu saja. Jangan semuanya berebut pingin marahan. Jadi, jangan lupakan jurus kuda-kuda besi ini, ya!

2. Jurus Totok Jari Sakti

Dengan menggunakan jurus ini anda akan fokus dalam menentukan area pertengkaran. Jangan sampai pertengkaran melebar pada ruang-ruang tak bertuan yang membingungkan. Fokuskan pada masalah itu saja. Jangan melibatkan masalah lain dengan mempastenya. Jangan hadirkan masalah yang telah lewat, karena hal tersebut justru membuat masalah semakin gawat. Kita hidup untuk hari ini, itulah milik kita. Ada yang bilang “masa silam jadi kenangan, masa depan jadi harapan”. Ya, memang begitulah. Masa silam bukan jadi milik kita lagi, sedangkan masa depan sekadar harapan, antara kenyataan dan angan-angan, tercapai atau tidak.
Siapapun orangnya tak akan suka kalau kesalahan masa lalunya di ungkap kembali. Masalah yang lalu sudahlah, dipeti-eskan saja dulu (tapi kalau masalah hukum para penjahat koruptor negara ini, tak ada kompromi, haram hukumnya dipeti-eskan. Untuk mereka itu, enaknya dimasukin ke dalam peti dan ditimbuni batangan-batangan es, lalu dijadikan komoditi ekspor untuk para penghuni kutub utara atau selatan (baca: beruang kutub)). Nah, untuk para koruptor sebelum hal itu terjadi, segeralah bertaubat! Ingat! Dunia sebentar lagi kiamat!

Ups, latah. Jadi enggak fokus nih! Ok, kita klik lagi home. Begini sodara, Coba bayangkan, kalau masalah-masalah lalu yang sudah kita buang ke dalam tong sampah peradaban itu, kita kais kembali, apalah jadinya? Bau busuknya akan kembali tercium dan meracuni udara di sekitar kita. Apa untungnya bagi kita? Tidak ada untung sama sekali, iya kan? Nah, sebelum menjadi penyesalan yang tak berujung. Sudahlah, yang sudah menjadi sampah tak perlu di ungkit kembali. Biarlah tetap menjadi sampah, untuk hari itu dan selamanya.

Satu lagi, yang harus selalu diingat adalah bahwa kemarahan seorang istri sekeras apapun adalah ungkapan kasih sayang dalam wujud yang tampaknya beringas, tetapi sebenarnya adalah wujud kerinduan yang mendalam. Kerinduan dari seorang istri untuk melihat suaminya tampil seanggun mungkin dalam setiap tingkah lakunya. Salahkah seorang istri berharap yang demikian? Anda tentu akan lebih bijak dalam menentukan jawabannya. Semoga!

3. Jurus Serat Jiwa

Jurus serat jiwa yang dimaksudkan disini berbeda dengan Ajian serat jiwa yang dimiliki “Si Brama Kumbara”, baik secara sanad atau matannya. Kalau ajian serat jiwa yang dimiliki oleh Si Brama itu memiliki daya perusak yang hebat seperti halnya bom atom yang di jatuhkan oleh Si Biadab Amerika dan konco-konconya di Nagasaki dan Hiroshima. Maka jurus serat jiwa justru memiliki dampak sebaliknya. Ia tidak menghancurkan justru menyatukan. Serat-serat jiwa kita akan menyatu dan berpadu dengan serat-serat jiwanya. Lalu bagaimana cara mempraktekkan jurus ini?

Dengan pernikahan seakan-akan kita menjadi satu jiwa dengan istri. Kau adalah aku, dan aku adalah kau. Al-Qur’an telah mengibaratkan hal tersebut dengan sangat indah “mereka itu ibarat baju bagi kalian, dan kalian adalah baju bagi mereka” Itu artinya kita dan istri kita adalah seperti satu jiwa. Wow, sangat romantis bukan?

Ingatlah, ikrar Anda saat pernikahan, sumpah janji dan segala bentuk komitmen yang telah diprasastikan. Bukankah semenjak Anda menikahinya, Anda telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dirinya? Lalu dengan alasan apa Anda membawa orang lain masuk ke dalam arena ini? Bukankah cukup hanya Anda dan dia? Lalu mengapa membawa-bawa ayah, ibu, kakek, eyang, buyut dan lainnya. Dengan emosi liar dan tak terkendali kita menyebut-nyebut kejelekan dan aib keluarganya. Lalu dengan nada dan irama yang sama ia pun membalasnya. Maka, jadilah kancah ini tak ubahnya seperti perang Baratayudha yang mempertemukan dua keluarga besar dalam medan pertempuran. Seperti api yang tersulut minyak tanah, api yang awalnya kecilpun berubah menjadi besar dan menggila. Dari sinilah, bisa dimengerti mengapa Nabi melarang umatnya untuk mengejek tuhan-tuhan orang jahiliyah dengan emosi yang membabi-buta. Karena dengan kondisi emosional yang liar semacam ini, kebenaran seperti apapun bentuknya menjadi tidak berarti sama sekali. Juga dikhawatirkan mereka akan membalasnya dengan menjelek-jelekkan Tuhannya kaum Muslim. Tentu, bukan sebuah jawaban yang menyenangkan dalam dakwah.

Oleh karena itu, dibutuhkan dialog dua hati, yaitu pembicaraan dari hati ke hati agar segala kebekuan dan kebuntuan bisa mencair. Ada baiknya Anda sesekali mendengarkan lagu yang disenandungkan oleh “Suara Persaudaran”, kurang lebih dengan judul yang sama, yakni dialog dua hati. Lagunya romantis, insyaallah sanggup mengantarkan anda pada gelombang teta untuk menghadirkan kembali kemesraan yang mungkin terabaikan karena kemarahan.

Al-Qur’an telah mengajarkan kepada kita bahwa seseorang itu tidak menanggung kesalahan yang diperbuat oleh orang lain, bukankah begitu? (QS.53:38-40). Barangkali anda tak akan tersulut amarah bila auman kemarahan itu di tujukan pada diri anda secara pribadi. Tetapi bila ayah, ibu, kakek, nenek, atau saudara diajak serta, Wah, jangan coba-coba. Awas! Seorang yang konon katanya penyabarpun bisa membuncah amarahnya jika hal tersebut dilakukan.

Ingatlah sebuah ibarat “Seribu kawan masih kurang, musuh satu terlalu banyak”. Bagaimana, anda akur dengan ibarat ini?

4. Jurus Halimun

Kalaupun harus bertengkar ingatlah waktu dan tempat. Hindarkan anak-anak melihat pertengkaran kedua orangtuanya. Usahakanlah agar mereka tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, pakailah selalu jurus ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Orang bijak bilang “anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian. Dia lahir dengan kasih sayang, bukan dengan kebencian. Sungguh tak layak menyuguhi mereka dengan adegan-adegan ala bromocorah seperti itu. Ingatlah, anak yang melihat orangtuanya bertengkar akan dilanda kebingungan. Bingung, harus memihak siapa. Kalau membela ayah, bagaimana dengan ibunya. Demikian pula sebaliknya. Kasihan sekali nasib anak-anak itu, kalau mesti menyaksikan pertengkaran kedua orangtuanya. Mereka tidak akan merasa nyaman lagi tinggal di rumah. Bukan hal yang aneh kalau mereka akan mengalami stress. Hal ini akan sangat berbahaya kalau tak segera tertangani. Karena kalau kondisi ini tercium oleh tangan-tangan jahat yang berhati gelap, mereka dengan mudah akan di jerumuskan dalam kegelapan. Banyak sudah cerita tentang hal ini, tentunya kita tak ingin menambah lembaran cerita itu semakin tebal lagi.
Nah, mumpung belum terjadi, sebaiknya kita selalu waspada dan berhati-hati. Kalaupun pertengkaran tak bisa lagi dihindarkan, jangan lupa gunakan jurus halimun ini, OK!
Satu hal yang harus berani kita katakan: “Hentikan pertengkaran !” ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata basi hati kita ?

5. Jurus lengan Seribu

Dalam doa-doa yang terucap saat tahiyyat kita selalu meminta agar Allah selalu melimpahkan keselamatan dan kedamaian kepada kita. Lalu kitapun selalu berharap agar Allah menjadikan kita sebagai hambanya yang sholih. Nah, jika setelah itu kita masih dikuasai oleh nafsu amarah, dan masih merasa mangkel dan sebel saat melihat Si Dia, maka sungguh kita telah mendustai-Nya. Apakah Anda memandang bahwa hal ini bukanlah sebuah keburukan? Yakinkanlah diri Anda bahwa hal Ini adalah keburukan yang tak patut dilestarikan.

Oleh karenanya, gunakanlah jurus ini. Karena dengan jurus ini Anda dapat menghempaskan jauh-jauh kemarahan Anda. Kalau dengan dua lengan Anda, kemarahan itu tak dapat ditolak. Maka dengan lengan seribu, kemarahan itu akan dengan mudah di hempaskan. Tapi, kalaupun tak bisa benar-benar bersih, marahlah sepuasnya hanya pada saat itu saja. Jangan biasakan untuk membuat sekuelnya, karena tentu saja kisah semacam ini tak pantas dijadikan cerita bersambung.

Contoh sederhananya begini, kalau kemarahan itu menyergap Anda di waktu pagi, jangan biarkan ia berkelana ke siang hari Anda, apalagi malam hari. Cukup hanya di pagi hari itu saja, tidak lebih.

6. Jurus pamungkas salju menyiram bumi

Pertengkaran adalah proses belajar untuk mencintai yang lebih baik. Ternyata ada yang masih setia dengan kita walaupun telah kita caci-maki dengan semburan amarah kita. Karenanya, tenangkanlah hati Anda saat amarah itu menggumpal seperti tumor ganas yang mematikan. Rapalkanlah selalu istighfar agar hati Anda selalu terjaga. Ingatlah selalu bahwa kemarahan seperti api yang siap membakar apa saja tanpa pandang bulu.

Kadang seseorang yang dikuasai oleh kemarahan tak dapat berpikir dengan jernih, yang tergambar di depannya cuma semangat untuk merusak dan merusak. Saran Nabi kalau kita sedang dikuasai oleh kemarahan lebih baik kita mengambil air wudlu. Logikanya, kemarahan itu berasal dari setan, dan setan itu diciptakan dari api, sedang api bisa dipadamkan dengan air.

Sebagai tambahan, tak ada salahnya jika Anda berendam saja di empang atau sungai, atau kolam renang di pekarangan belakang rumah Anda, kalau memang Anda punya. Insyaallah, setidaknya jika hal itu dilakukan akan mampu merefresh kembali jiwa luhur Anda dan menenggelamkan nafsu biadab yang bersemayam dalam jiwa Anda.

Nah, jurus pamungkas ini sangat berguna sekali dalam menangkal segala kemungkinan buruk yang barangkali saja terjadi. Dan Andapun akan menemui kembali jiwa muthmainnah Anda. Nah, sekarang tersenyumlah karena Anda telah berhasil melewati satu tahapan berbahaya dalam rumah tangga Anda. Sebenarnya mudah sekali kan? Sayapun yakin, Anda pasti bisa melakukannnya. Bagaimana?

Ya, inilah jurus-jurus indah pertengkaran yang saya maksudkan. Saya berharap, semoga hal ini dapat membantu Anda dalam menghadapi prahara-prahara di seputar kehidupan rumah-tangga Anda. Ciptakanlah kehidupan yang bahagia dengan tuntunan syariah. Sampaikan salam saya pada dunia, tebarkan kebaikan dan pererat persaudaraan. Islam Rahmatan Lil Aalamin.

Khalid Wahyudin, Bumi Pasir, Maret 2008

2 thoughts on “Jurus-jurus Indah Pertengkaran

  1. asw. oke banget tulisan’y, mudah2an tulisan ini bermanfaat utk para pendengar radio saya, saya tunggu lg artikel ttg rmh tgg utk materi siaran saya.

Tinggalkan komentar