Belajar Ngeblog Mahlan-Mahlan

Ada yang bilang dengan bijak, “Siapa yang berani mengajar tak boleh berhenti belajar,”. Ungkapan itu agaknya cocok untuk menggambarkan semangat para peserta “Pelatihan menulis dan bikin blog” kecil-kecilan yang diselenggarakan
oleh Komunitas Ublik Tulungagung, di Aula SMPN 1 Kedungwaru. Sebanyak 25-an peserta yang hadir terlihat antusias dalam menyimak uraian dan penjelasan para pemateri. Kebetulan saya adalah satu diantara para pematerinya, walau masih amatir, cukuplah untuk sekadar mengantarkan “panduan blog bagi awam”.

Namanya juga ‘mahlan-mahlan’, target yang diharapkan pun tidak muluk-muluk. Peserta bisa mengerti tentang “bagaimana menulis dan apa itu blog” saja, itu sudah cukup. Acara ini berjalan lancar tanpa kendala sedikitpun. Meski disayangkan, kalau acara ini tidak menyediakan sesi praktek ngeblog secara langsung bagi para peserta. Imad Aqil selaku penggagas acara ini mengatakan kalau acara ini memang diadakan secara sederhana saja, karena para peserta tidak dikenai biaya sedikitpun. “lagian, daripada bengong di rumah, lebih baik hadir di acara ini” pungkasnya.

Makhluk asing bernama ‘Blog’

Bagi sebagian besar orang, blog dan ngeblog seperti makhluk asing yang tak masuk dalam nalar mereka. Jangankan membuat blog, apa itu blog pun masih menjadi barang yang jauh dari maklumat mereka. Bagi kaum maya yang terbiasa berselancar di internet, blog dan ngeblog bukanlah hal aneh. Karena banyak dari mereka adalah para blogger yang sudah mahir mengelolah mainan yang satu ini. Bahkan ada yang sudah sangat profesional, bisa dibilang sebagai blogger sejati.

“Pembelajaran bukan produk dari pengajaran. Pembelajaran adalah produk dari kegiatan mereka yang belajar,” Begitulah yang dikatakan oleh para penggagas pembelajaran. Lebih jauh, Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadistnya bersabda “Sebaik-baik diantara kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengamalkannya (baca: mengajarkannya)”. Apa kaitannya? Ada seutas benang merah yang bisa ditarik disini, yaitu pembelajaran. Biasanya, orang yang belajar akan lebih piawai dalam pembelajarannya kalau ia mengajarkannya juga pada yang lain. Saya pribadi berpendapat bahwa hadist diatas tidak hanya berlaku pada pembelajaran Al qur’an saja, bahkan hal ini sangat relevan dengan pembelajaran lainnya. Sistem pembelajaran pada umumnya selalu menekankan pada dua aspek, teori dan praktek. Teori tanpa praktek, layaknya kuah tanpa garam, begitupun sebaliknya. Hal ini senada dengan penjelasan para pakar pendidikan pada umumnya.

Jujur diakui setiap kita adalah pembelajar. Kita belajar dari apapun yang ada di sekitar kita. Tidak hanya murid yang belajar dari guru, gurupun bisa belajar dari murid. Satu hal yang harus dipahami bahwa di dalam mengajar disanalah kita belajar. Dengan mengajarkan sesuatu yang kita tahu kepada orang lain, ilmu kita akan semakin bertambah, ingatan semakin kuat, dan tentu pahala juga akan kita dapat. Tak ada salahnya orang belajar sebagaimana juga tak ada salahnya orang mengajar. Semuanya bermanfaat, tak ada sesuatu yang mubazir jika kita melakukannya. Ada benarnya sebuah ungkapan “Kalau ingin pintar harus belajar, ingin lebih pintar harus mengajar”. Tak percaya, Anda boleh mencobanya, semakin Anda mengajarkannya maka kemampuan Anda akan semakin melejit.

Belajar ngeblok mahlan-mahlan

Ada sebuah pepatah arab mengatakan “at-tikroru yu’allimul himar” maknanya pengulangan itu akan mengajari himar (hewan sejenis keledai). Singkatnya belajar berulang kali akan membuat kita tahu. Pepatah kuno ini benar adanya. Awal kali belajar ngeblok, saya sangat bingung. Bingung dalam memulai, bagaimana caranya, belum lagi kegagapan yang membayang dan keraguan kala melangkah. Tapi dengan ‘try and error’ yang dilakukan berulang kali, sedikit demi sedikit akhirnya bisa juga, dari cara posting sampai hal-hal penting lainnya.

Saya bersyukur, para kaum maya senior tak segan untuk menurunkan ilmunya. Saya banyak mengcopy-paste dari tulisan mereka, lalu saya pelajari mahlan-mahlan (pelan-pelan). Dunia internet adalah tempat belajar yang paling efektif. Kalau ada kesulitan, kita langsung bisa bertanya. Apalagi banyak para blogger budiman yang menyediakan waktunya untuk membantu para pemula dan awam seperti saya ini. Saya tidak mengenal mereka secara pribadi kecuali melalui tutorial yang tersedia di blog mereka, jujur mereka sangat membantu. terima kasih banyak kawan, semoga pengetahuan ini bermanfaat dan jadi amalan yang siap digetuk-tularkan. Bagi yang sama sekali awam, jangan putus asa, masih banyak jalan menuju Roma. Bersungguh-sungguh belajar adalah jawabannya, “Man Jadda Wajada”. Wallahu A’lam.

Khalid Wahyudin, Bumi Pasir, Maret 2008

Tinggalkan komentar